Beberapalangkah di bawah ini adalah cara untuk membuat artikel yang baik dan benar. Secara umum langkah untuk membuat artikel yang baik dan benar adalah sebagai berikut: Menentukan Tema dan Ide Pokok; Menyusun kerangka tulisan; Mengembangkan kalimat dan paragraf; Membuat paragraf penutup; Koreksi kembali (review)
Daftar isiPengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya1. Pengembangan Paragraf Secara Alamiah2. Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks3. Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke UmumPengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya1. Pengemabngan Paragraf Perbandingan dan pertentangan2. Pengembangan Paragraf Secara Analogi3. Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contoh4. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat5. Pengembangan Paragraf dengan Penambahan Definisi6. Pengembangan Paragraf KlasifikasiTeknik pengembangan paragraf adalah suatu cara atau metode mengembangkan kalimat utama atau ide pokok menjadi sebuah paragraf dengan menambahkan kalimat-kalimat penjelas yang sebuah paragraf bisa dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan tekniknya dan berdasarkan isinya. Berikut merupakan penjelasan rinci mengenai teknik pengembangan paragrafPengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya1. Pengembangan Paragraf Secara AlamiahPengembangan paragraf secara alamiah yakni metode pengembangan paragraf dengan mengembangkan pokok pikiran secara kronologis urutan waktu maupun urutan waktu, yakni dengan menggambarkan urutan kejadian berdasarkan waktu, baik dimulai dari awal hingga ke akhir maupun ruang, yakni dengan menggambarkan peragraf berdasarkan ruang atau tempat kejadian, baik dimulai dari tempat dekat ke jauh ataupun Pengembangan Paragraf Klimaks dan AntiklimaksPengembangan paragraf ini adalah didasarkan pada tingkat kedudukan suatu tema atau gagasan. Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dari gagasan atau tema kurang penting dan berangsunr-angsur menuju tema atau gagasan yang dianggap tinggi dan penting. Sedangkan paragraf antiklimaks dimulai dari gagasan penting yang kemudian dijabarkan dengan gagasan-gagasan Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke UmumPola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan. Pola pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam sebuah umum ke khusus atau deduksi/deduktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat utama adalah berada pada awal paragrafSementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian mengerucut di akhir berupa gagasan umum. Letak kalimat utama pada paragraf jenis ini adalah di akhir Paragraf Berdasarkan Isinya1. Pengemabngan Paragraf Perbandingan dan pertentanganPengembangan paragraf dengan perbandingan dan pertentangan merupakan teknik pengembangan paragraf dengan cara membandingkan satu hal dengan hal lain yang menjadi objek pembahasan dalam sebuah paragraf. Perbandingan tersebut bisa berupa kesamaan-kesamaannya komparatif, maupun perbedaan-perbedaannya kontrastif2. Pengembangan Paragraf Secara AnalogiPengembangan paragraf secara analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua atau lebih objek yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan untuk kemudian diambil Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contohPengembangan paragraf ini dilakukan dengan memaparkan sebuah ide pokok melalui contoh-contoh konkrit yang bisa memperjelas ide pokok Pengembangan Paragraf dengan Sebab-AkibatPola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah dengan memposisikan gagasan utama sebagai sebab dan kemudian dipaparkan akibat-akibat dari sebab tersebut melalui gagasan-gagasan penjelas. Atau sebaliknya, dengan memposisikan gagasan utama sebagai akibat dan kemudian diikuti pemaparan mengenai sebab-sebab yang menimbulkan akibat Pengembangan Paragraf dengan Penambahan DefinisiPola pengembangan paragraf definisi adalah dengan memaparkan arti atau makna dari suatu hal. Paragraf jenis ini biasanya berupa kalimat definisi yang bercirikan adanya kata ialah, adalah, yaitu, dan semisalnya6. Pengembangan Paragraf KlasifikasiParagraf klasifikasi merupakan sebuah paragraf yang dikembangkan dengan mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan sifat, dari kelompok yang umum menjadi kelompok-kelompok yang lebih khusus. Ciri dari pengembangan paragraf jenis ini adalah adanya frasa terbagi menjadi, dikelompokkan ke dalam, dan semisalnya. Selainitu, cara mengajarkan anak menulis, terlebih memegang alat tulis bisa mencontoh dari salah satu program pendidikan yang ada di Singapura, yakni anak belajar menulis huruf di udara dengan menggunakan tangan. Hal ini dilakukan agar anak terbiasa untuk mengontrol gerakan tangannya saat memegang alat tulisnya. Unduh PDF Unduh PDF Paragraf adalah bagian kecil karya tulis yang terdiri dari beberapa biasanya 3–8 kalimat.[1] Semua kalimat ini berkaitan dengan tema atau ide umum. Paragraf itu sendiri ada beberapa jenis. Ada paragraf yang memuat klaim argumentatif, dan ada paragraf yang menceritakan kisah fiksi. Apa pun jenis paragraf yang Anda tulis, Anda bisa mulai dengan mengatur ide, mempertimbangkan pembaca, dan membuat rencana cermat. 1 Kenali struktur paragraf argumentatif. Kebanyakan paragraf argumentatif memiliki struktur yang jelas, khususnya paragraf dalam konteks akademis. Tiap paragraf mendukung tesis keseluruhan atau klaim argumentatif dalam karya tulis, dan menyajikan informasi baru yang dapat meyakinkan pembaca bahwa posisi Anda benar. Komponen-komponen yang membentuk paragraf adalah sebagai berikut Kalimat topik. Kalimat topik menjelaskan isi paragraf kepada pembaca. Biasanya, kalimat ini menyatukan argumen yang lebih besar dan menjelaskan alasan paragraf itu dimasukkan dalam esai. Kadang, kalimat topik terdiri dari 2 atau bahkan 3 kalimat walaupun biasanya hanya satu kalimat.[2] Bukti. Kebanyakan paragraf pembahasan dalam makalah argumentatif memuat semacam bukti yang mendukung bahwa posisi penulisnya benar. Bukti ini dapat berupa banyak hal, seperti kutipan, survei, atau bahkan pengamatan sendiri.[3] Paragraf merupakan tempat penyajian bukti tersebut dalam cara yang meyakinkan.[4] Analisis. Paragraf yang bagus tidak hanya menyajikan bukti, tetapi juga menjelaskan alasan yang membuat bukti tersebut berharga, apa yang membuat bukti itu lebih baik dari bukti lain, dan maknanya. Di sinilah analisis diperlukan. Kesimpulan dan transisi. Setelah analisis, paragraf yang bagus akan ditutup dengan penjelasan yang menyatakan signifikansi paragraf tersebut, bagaimana kesesuaiannya dengan tesis esai, dan sebagai titik awal paragraf berikutnya.[5] 2Baca ulang pernyataan tesis. Jika Anda menulis esai argumentatif, tiap paragraf harus makin menjelaskan klaim keseluruhan. Sebelum Anda menulis paragraf argumentatif, tetapkan pernyataan tesis lebih dahulu. Pernyataan tesis adalah deskripsi 1–3 kalimat tentang apa yang Anda uraikan dan alasan yang membuat opini Anda penting. Apakah Anda berpendapat bahwa semua orang Indonesia harus menggunakan bola lampu hemat energi di rumah? Atau, apakah Anda berpendapat bahwa semua orang semestinya bebas memilih produk yang ingin dibeli? Sebelum mulai menulis, pastikan argumen Anda sudah jelas.[6] 3Tulis bukti dan analisis terlebih dahulu. Kadang, lebih mudah memulai penulisan di tengah paragraf argumentatif daripada di awal paragraf. Jika Anda sulit memulai paragraf dari awal, cobalah berfokus pada bagian paragraf yang paling mudah ditulis, yaitu bukti dan analisis. Setelah menyelesaikan komponen yang lebih jelas, Anda bisa melanjutkan ke kalimat topik. 4Buat daftar bukti yang mendukung pernyataan tesis. Apa pun argumen yang coba disampaikan, Anda harus menggunakan bukti untuk meyakinkan pembaca bahwa Anda benar. Bukti bisa berupa banyak hal, seperti dokumentasi sejarah, kutipan dari pakar, hasil studi ilmiah, survei,atau pengamatan Anda sendiri.[7] Sebelum memulai paragraf, tulis semua bukti yang menurut Anda akan mendukung klaim.[8] 5 Pilih 1–3 bukti terkait untuk dimasukkan dalam paragraf. Tiap paragraf harus menyatu dan bisa berdiri sendiri. Artinya, Anda tidak boleh memasukkan terlalu banyak bukti yang harus dianalisis. Sebaliknya, tiap paragraf harus memuat 1–3 bukti saja. Periksa semua bukti yang sudah dikumpulkan. Apakah ada yang tampaknya berkaitan? Itu adalah indikasi bahwa bukti-bukti tersebut bisa disatukan dalam paragraf yang sama.[9] Beberapa indikasi bukti yang dapat dikaitkan adalah Jika memiliki tema atau ide yang sama Jika memiliki sumber yang sama seperti dokumen atau studi yang sama Jika penulisnya sama Jika tipe bukti tersebut sama seperti dua survei dengan hasil yang sama 6 Tulis bukti dengan teknik 5W + 1H. Teknik 5W + 1H dalam penulisan adalah mempertanyakan Who Siapa, What Apa, When Kapan, Where Di Mana, Why Mengapa, dan How Bagaimana. Ini adalah informasi latar belakang yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pembaca untuk memahami poin uraian Anda.[10] Ketika menulis bukti, pertimbangkan pembaca. Jelaskan apa bukti Anda, bagaimana dan mengapa bukti itu dikumpulkan, dan apa maknanya. Beberapa hal khusus yang perlu diingat adalah Anda harus mendefinisikan istilah penting atau jargon yang mungkin tidak familier bagi pembaca What. Anda harus menyediakan tanggal dan lokasi penting, jika relevan seperti di mana dokumen bersejarah ditandatangani When, Where. Anda harus menjelaskan bagaimana bukti didapatkan. Misalnya, jelaskan metode studi ilmiah yang memberikan bukti How. Anda harus menjelaskan siapa yang menyediakan bukti. Apakah ada kutipan dari pakar? Mengapa orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan tentang topik Anda? Who. Anda harus menjelaskan alasan bukti ini penting atau patut diperhatikan Why. 7 Tulis 2–3 kalimat yang menganalisis bukti. Setelah menyajikan bukti penting dan terkait, Anda harus menjelaskan bagaimana kontribusi bukti tersebut pada argumen yang lebih besar. Bagian ini memerlukan analisis. Anda tidak bisa menyediakan bukti saja, lalu melanjutkan dengan pembahasan lain. Jelaskan alasan yang membuat bukti itu penting. Beberapa pertanyaan yang bisa Anda pikirkan ketika menganalisis bukti adalah Apa yang mengaitkan bukti ini? Bagaimana bukti ini membuktikan tesis saya? Apakah ada pernyataan kontra atau penjelasan alternatif yang harus saya perhatikan? Apa yang membuat bukti ini menonjol? Apakah ada yang spesial atau menarik dari bukti ini? 8 Tulis kalimat topik. Kalimat topik adalah petunjuk yang akan digunakan pembaca untuk mengikuti argumen Anda. Pendahuluan memuat pernyataan tesis, dan tiap paragraf harus dibangun berdasarkan tesis ini, dengan cara menyediakan bukti. Ketika pembaca mencermati makalah Anda, mereka akan melihat bagaimana kontribusi tiap paragraf pada tesis.[11] Ingat bahwa tesis adalah argumen yang lebih besar, dan kalimat topik membantu membuktikan tesis dengan berfokus pada topik atau ide yang lebih kecil. Kalimat topik ini menyatakan klaim atau argumen, kemudian dipertahankan atau diperkuat dalam kalimat berikutnya. Tentukan ide utama paragraf dan tulis tesis mini yang menyatakan ide utama ini. Sebagai contoh, pernyataan tesisnya adalah "Doraemon merupakan karakter komik paling penting di Indonesia", maka esai Anda dapat memuat kalimat topik berikut "Tingginya rating yang didapatkan seri Doraemon setiap minggunya selama puluhan tahun membuktikan pengaruh karakter ini". "Sebagian orang berpendapat bahwa pahlawan super seperti Superman lebih penting daripada Doraemon. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa sebagian besar orang Indonesia lebih mengenal Doraemon yang lucu dan selalu siap membantu daripada Superman yang tampan dan kuat". "Pakar media menyatakan bahwa slogan, tampilan khas, dan kebijaksanaan Doraemon sebagai alasan tokoh ini begitu dicintai oleh anak-anak maupun orang dewasa". 9 Pastikan kalimat topik mendukung paragraf lain. Setelah menulis kalimat topik, baca lagi bukti dan analisis Anda. Pikirkan apakah kalimat topik tersebut mendukung ide dan detail paragraf. Apakah semua cocok? Apakah ada ide yang tidak pada tempatnya? Jika ya, pikirkan cara mengubah kalimat topik ini agar dapat mencakup semua ide dalam paragraf. Jika ada banyak ide, mungkin Anda perlu memecah paragraf menjadi dua paragraf terpisah. Pastikan kalimat topik bukan hanya penyataan ulang tesis itu sendiri. Tiap paragraf harus memiliki kalimat topik yang berbeda dan unik. Jika Anda hanya menyatakan ulang "Doraemon adalah karakter penting" di awal tiap paragraf pembahasan, Anda harus mempersempit kalimat topik dengan lebih menyeluruh.[12] 10Simpulkan paragraf. Tidak seperti esai lengkap, tiap paragraf tidak perlu diakhiri dengan kesimpulan penuh. Akan tetapi, supaya efektif, sebaiknya khususkan satu kalimat untuk menyatukan ide dan menekankan kontribusi paragraf pada tesis. Lakukan dengan ringkas dan padat. Tulis satu kalimat akhir yang mendukung argumen sebelum melanjutkan ke ide berikutnya. Contoh kata dan frasa yang bisa digunakan untuk menyimpulkan kalimat adalah "Oleh karena itu", "Pada akhirnya", "Seperti yang sudah dijelaskan", dan "Jadi". 11 Awali paragraf baru ketika Anda melanjutkan dengan ide baru. Anda harus memulai paragraf baru ketika melanjutkan ke poin atau ide baru. Paragraf baru mengisyaratkan kepada pembaca bahwa ada perpindahan.[13] Beberapa petunjuk untuk memulai paragraf baru adalah sebagai berikut Saat mulai mendiskusikan tema atau topik berbeda Saat mulai membahas ide berlawanan atau argumen kontra Saat membahas berbagai jenis bukti Saat membahas periode waktu, generasi, atau orang yang berbeda Saat paragraf yang sedang dikerjakan jadi terlalu panjang. Jika ada terlalu banyak kalimat dalam paragraf, mungkin itu karena ada banyak ide di dalamnya. Anda bisa membagi paragraf jadi dua, atau mengedit tulisan sehingga lebih mudah dibaca. Iklan 1 Tulis pendahuluan yang menarik perhatian pembaca. Awali makalah atau esai dengan kalimat menarik yang membuat orang ingin membaca keseluruhan isi karya tulis Anda. Ada banyak cara yang bisa dipilih. Anda bisa menggunakan humor, kejutan, atau kata-kata cerdas. Periksa lagi catatan riset Anda untuk melihat apakah ada frasa cerdas, statistik mengejutkan, atau anekdot menarik yang bisa digunakan. Berikut contohnya[14] Anekdot "Waktu masih kecil, Samuel Clemens melihat kapal uap di Sungai Mississippi dan bermimpi menjadi kapten kapal sungai."[15] Statistik "Wanita hanya menyutradarai 7% film Hollywood besar selama tahun 2014."[16] Kutipan "'Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya,'" kata Kartini dalam surat-suratnya.[17] Pertanyaan yang memprovokasi pikiran "Bagaimanakah Jaminan Kesehatan Sosial dalam 50 tahun ke depan?" 2 Hindari pernyataan universal. Mungkin Anda tergoda untuk menggunakan frasa umum sebagai penarik perhatian. Akan tetapi, pendahuluan akan lebih efektif jika sesuai topik. Tahan dorongan untuk mengawali esai dengan kalimat yang diawali dengan frasa seperti ini "Pada zaman dahulu..." "Sejak awal sejarah umat manusia..." "Semua orang pasti tahu..." "Setiap manusia di bumi ini..." 3 Uraikan topik esai. Setelah kata-kata pendahuluan, Anda harus menulis beberapa kalimat untuk mengorientasikan pembaca pada isi esai. Apakah esai Anda menguraikan argumen tentang Jaminan Kesehatan Sosial? Atau, riwayat Kartini? Beri pembaca penjelasan singkat tentang lingkup, maksud, dan tujuan keseluruhan esai. Jika memungkinkan, hindari frasa seperti "Dalam makalah ini, saya akan menguraikan bahwa Jaminan Kesehatan Sosial tidak efektif" atau "Makalah ini berfokus pada ketidakefektifan Jaminan Kesehatan Sosial". Sebaliknya, nyatakan poin dengan jelas, seperti "Jaminan Kesehatan Sosial adalah sistem yang tidak efektif".[18] 4 Tulis kalimat yang jelas dan ringkas. Apabila ingin menarik perhatian pembaca, Anda membutuhkan kalimat yang jelas dan mudah diikuti. Awal makalah bukanlah tempat untuk menulis kalimat panjang dan berbelit yang sulit dipahami pembaca. Gunakan kata-kata umum bukan jargon, kalimat pernyataan singkat, dan logika yang mudah diikuti untuk memandu bagian pendahuluan.[19] Bacalah paragraf dengan bersuara untuk merasakan apakah kalimat Anda jelas dan mudah dipahami. Jika Anda harus sering mengambil napas ketika membaca, atau sulit mengikuti rangkaian ide, berarti kalimat tersebut perlu dipersingkat. 5 Akhiri paragraf pendahuluan esai argumentatif dengan pernyataan tesis. Pernyataan tesis adalah deskripsi argumen keseluruhan sepanjang 1–3 kalimat. Pernyataan tesis merupakan bagian paling penting dalam makalah argumentatif. Akan tetapi, biasanya tesis akan mengalami perubahan dalam proses penulisan. Ingat bahwa pernyataan tesis harus Argumentatif. Anda tidak bisa hanya menyatakan sesuatu yang sudah diketahui umum atau fakta dasar. "Bebek adalah jenis burung" bukanlah pernyataan tesis. Meyakinkan. Tesis harus didasarkan pada bukti dan analisis cermat.[20] Jangan menulis tesis yang acak, sangat tidak konvensional, atau tidak bisa dibuktikan. Ikuti arah yang diberikan oleh bukti. Sesuai dengan tugas. Ikuti semua parameter dan panduan dalam tugas yang diberikan. Bisa diuraikan dalam batas ruang yang disediakan. Buat tesis dengan lingkup kecil dan terfokus. Dengan demikian, Anda mungkin dapat membuktikan poin dalam ruang yang diberikan. Jangan membuat pernyataan tesis yang terlalu luas "Saya menemukan alasan baru terjadinya Perang Dunia II" atau terlalu sempit "Saya akan membuktikan bahwa tentara kidal memasang jaket dengan cara berbeda dari tentara yang tidak kidal".[21] Iklan 1 Kaitkan kesimpulan dengan pendahuluan. Bawa pembaca kembali ke pendahuluan dengan mengawali kesimpulan berupa pengingat tentang bagaimana makalah dimulai. Strategi ini berfungsi sebagai bingkai yang melingkupi makalah. Misalnya, jika Anda memulai makalah dengan kutipan dari Kartini, Anda bisa memulai kesimpulan dengan, "Walaupun Kartini bicara 100 tahun yang lalu, pernyataannya tetap relevan hingga sekarang." 2 Buat poin final. Anda bisa menggunakan paragraf final untuk menyediakan ringkasan terakhir pembahasan dalam makalah. Gunakan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan final atau menyerukan aksi. Misalnya, Anda bisa menulis, "Apakah rokok elektrik benar-benar berbeda dari rokok biasa? 3 Ringkas makalah Anda. Jika sudah menulis makalah yang panjang dan kompleks, Anda bisa memilih untuk menggunakan kesimpulan sebagai rekap. Jadi, Anda bisa mengulangi poin paling penting untuk pembaca. Ini juga membantu pembaca memahami keselarasan makalah.[22] Anda bisa mulai dengan menulis, "Singkatnya, kebijakan budaya Uni Eropa mendukung perdagangan global dalam tiga cara." 4Pertimbangkan studi lain yang bisa dilakukan. Kesimpulan adalah kesempatan yang bagus untuk berimajinasi dan memikirkan gambaran yang lebih besar. Apakah esai Anda membuka ruang baru untuk studi lain? Apakah Anda mengajukan pertanyaan besar untuk dijawab orang lain? Pikirkan ramifikasi esai yang lebih besar dan tegaskan dalam kesimpulan. Iklan 1Tentukan 5W + 1H dalam cerita Anda. Seperti yang telah disebutkan di atas, 5W + 1H terdiri dari Who, What, When, Where, Why, dan How.[23] Jika Anda menulis cerita fiktif dan kreatif, pertanyaan ini sudah harus terjawab sebelum mulai menulis. Tidak semua "W" dan "H" harus dijawab dalam tiap paragraf. Akan tetapi, jangan mulai menulis kecuali Anda punya ide yang sudah bulat tentang tokoh, apa yang mereka lakukan, kapan dan di mana mereka melakukannya, dan mengapa tindakan mereka itu penting. 2 Mulai paragraf baru ketika Anda berganti "W" atau "H". Paragraf tulisan kreatif lebih fleksibel daripada paragraf dalam esai akademis dan argumentatif. Namun, aturannya adalah, Anda harus memulai paragraf baru setiap kali ada pergantian besar dalam "W".[24] Misalnya, jika Anda berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mulailah dengan paragraf baru. Ketika menggambarkan tokoh berbeda, mulai paragraf baru. Ketika menceritakan kilas balik, mulai paragraf baru. Dengan demikian, pembaca akan paham.[25] Ganti paragraf ketika tokoh lain yang berbicara dalam dialog. Jika Anda memasukkan dialog dua tokoh dalam satu paragraf, pembaca akan bingung.[26] 3 Gunakan paragraf dengan panjang bervariasi. Karya tulis akademis biasanya berisi paragraf yang ukurannya kira-kira sama. Dalam tulisan kreatif, paragraf bisa saja hanya satu kata atau ratusan kata. Pikirkan efek yang ingin Anda ciptakan, yang membantu Anda menentukan panjang paragrafnya.[27] Panjang paragraf yang bervariasi dapat membuat tulisan tampak menarik bagi pembaca.[28] Paragraf panjang dapat membantu menciptakan deskripsi yang mendalam dan bernuansa tentang tokoh, tempat, atau objek. Paragraf pendek dapat membantu menciptakan humor, kejutan, atau aksi dan dialog seru. 4 Pertimbangkan tujuan paragraf. Tidak seperti paragraf argumentatif, paragraf kreatif tidak untuk menjelaskan tesis. Akan tetapi, tujuannya tetap ada. Jangan sampai ada satu paragraf yang tidak ada artinya atau membingungkan. Pikirkan apa yang ingin Anda jelaskan kepada pembaca. Berikut contoh tujuan paragraf cerita fiksi[29] Menyediakan informasi latar belakang Mengembangkan plot cerita Menunjukkan kaitan satu tokoh dengan tokoh lainnya Menggambarkan latar cerita Menjelaskan motivasi tokoh Memancing reaksi emosional dari pembaca, seperti rasa takut, tawa, kesedihan, atau sentimen. 5 Gunakan latihan pramenulis untuk mendapatkan ide. Kadang, Anda harus membuat rencana sebelum bisa menulis kalimat yang efektif. Latihan pramenulis sangat bagus untuk mengenal cerita yang ingin Anda ciptakan. Latihan ini juga membantu Anda melihat cerita dari sudut dan perspektif baru. Beberapa latihan yang membantu menimbulkan inspirasi adalah Menulis surat dari satu tokoh kepada tokoh lain Menulis beberapa halaman jurnal dari sudut pandang tokoh Membaca tentang waktu dan tempat yang digunakan sebagai latar cerita. Detail sejarah apa yang paling menarik bagi Anda? Menulis kerangka plot supaya fokus Berlatih "menulis bebas", yaitu menulis apa pun yang bisa Anda pikirkan selama 15 menit. Anda bisa mengaturnya nanti. Iklan 1Hubungkan paragraf baru dengan paragraf sebelumnya. Tiap paragraf harus memiliki tujuan tertentu. Mulailah tiap paragraf dengan kalimat topik yang dilanjutkan dari ide sebelumnya.[30] 2 Isyaratkan perubahan waktu atau urutan. Apabila paragraf membentuk urutan seperti membahas tiga alasan perang, mulailah masing-masing paragraf dengan kata atau frasa yang memberi tahu pembaca tentang urutannya.[31] Misalnya, Anda menulis "Pertama…". Paragraf berikutnya adalah "Kedua...â€. Paragraf ketiga bisa dimulai dengan "Ketiga... " atau "Terakhir... ". Kata lain untuk menunjukkan urutan adalah "Pada akhirnya", "Kemudian", "Awalnya", "Sejak awal", "Yang kedua", atau "Sebagai pungkasan". 3 Pakailah kata transisi untuk membandingkan atau mengontraskan paragraf. Gunakan paragraf untuk membandingkan atau mengontraskan dua ide. Kata atau frasa yang memulai kalimat topik akan memberi petunjuk kepada pembaca bahwa mereka harus mengingat paragraf sebelumnya ketika membaca paragraf berikutnya. Dengan demikian, mereka akan memahami perbandingan Anda.[32] [33] Misalnya, gunakan frasa seperti "Sebagai perbandingan" atau "Demikian pula" untuk mebandingkan. Gunakan frasa seperti "Meskipun demikian", "Akan tetapi", "Namun", atau "Sebaliknya" untuk menunjukkan bahwa paragraf tersebut akan menentang ide paragraf sebelumnya. 4 Gunakan frasa transisi untuk mengindikasikan bahwa selanjutnya ada contoh. Jika Anda sudah membahas fenomena tertentu dalam paragraf sebelumnya, berikan contoh nyata dalam paragraf selanjutnya. Contoh konkret ini akan menekankan fenomena umum yang sudah dibahas tadi. Gunakan frasa seperti "Misalnya", "Sebagai contoh", "Akibatnya", atau "Secara lebih spesifik". Anda juga bisa menggunakan transisi tipe contoh ketika memberi penekanan khusus pada contoh. Dalam hal ini, gunakan kata transisi seperti "Khususnya" atau "Terutama". Misalnya, Anda bisa menulis, "Yang paling utama, dalam surat-suratnya, Kartini adalah kritikus lantang dalam menentang sistem patriarki di zaman itu" 5 Deskripsikan sikap yang harus diasosiasikan pembaca. Ketika Anda menggambarkan kejadian atau fenomena, berikan petunjuk yang menjelaskan bagaimana fenomena ini harus diterima. Gunakan kata-kata jelas dan deskriptif untuk memandu pembaca dan mendorong pembaca untuk melihat semuanya dari sudut pandang Anda.[34] Kata-kata seperti "Untungnya", "Anehnya", dan "Sayangnya" bisa digunakan di sini. 6Tunjukkan sebab dan akibat. Hubungan antara satu paragraf dan paragraf lain mungkin berupa peristiwa di paragraf pertama menyebabkan sesuatu di paragraf kedua. Sebab dan akibat ini diindikasikan dengan kata transisi seperti "Dengan demikian", "Sebagai akibatnya", "Oleh sebab itu", "Oleh karena itu", atau "Karena alasan itulah".[35] 7 Ikuti frasa transisi dengan koma. Gunakan tanda baca yang benar dengan menggunakan koma setelah frasa. Kebanyakan frasa transisi seperti "Terakhir", "Pada akhirnya", dan "Secara khusus" adalah kata keterangan konjungtif.[36] Frasa ini harus dipisahkan dari kalimat lain dengan koma.[37] Misalnya, "Kartini, yang paling utama, merupakan kritikus lantang..." "Pada akhirnya, kita bisa melihat..." "Terakhir, saksi ahli menyatakan..." Iklan 1Jangan panik. Kebanyakan orang pernah mengalami kebuntuan. Rileks saja dan ambil napas dalam. Ada beberapa tip dan trik mudah yang bisa membantu Anda mengatasi kecemasan. 2Tulis dengan bebas selama 15 menit. Jika Anda terhenti, ganti kerja otak selama 15 menit. Caranya, tulis saja apa pun yang menurut Anda penting dalam topik. Apa yang paling Anda pedulikan? Apa yang harus dipedulikan orang lain? Ingatlah apa yang bagi Anda menarik dan seru dalam paragraf tersebut. Menulis bebas selama beberapa menit akan melancarkan inspirasi walaupun hasilnya belum tentu dimasukkan dalam draf akhir.[38] 3Lanjutkan dengan bagian lain. Anda tidak harus menulis cerita, makalah, atau paragraf dari urutan awal hingga akhir. Jika ada masalah dalam menulis pendahuluan, tulislah paragraf pembahasan yang paling menarik. Anda mungkin akan lebih mudah mengerjakannya, dan bisa jadi mendapatkan ide untuk mengolah bagian yang lebih sulit.[39] 4Ucapkan ide Anda secara verbal. Jika terbentur dengan kalimat atau konsep rumit, cobalah menguraikan secara verbal, bukan melalui kertas. Bicarakan konsep tersebut dengan pasangan atau teman. Bagaimana Anda menjelaskannya lewat telepon? Tuliskan begitu Anda menemukan cara yang nyaman untuk membicarakannya.[40] 5Katakan kepada diri sendiri bahwa draf pertama memang belum sempurna. Draf pertama tidak pernah sempurna. Anda selalu bisa memperbaiki kekurangan atau kalimat canggung dalam draf berikutnya. Untuk sekarang, fokus saja untuk menuangkan ide ke atas kertas, dan lakukan revisi pada tahap berikutnya.[41] 6Cobalah jalan-jalan. Otak kadang membutuhkan istirahat agar bisa berfungsi pada level tinggi. Jika Anda mengalami kesulitan dengan satu paragraf selama lebih dari satu jam, cobalah jalan-jalan 20 menit, dan kerjakan lagi setelahnya. Anda mungkin akan menulis dengan lebih mudah setelah beristirahat.[42] Iklan Buat format paragraf dengan indent. Gunakan tombol tab pada kibor, atau masukkan sekitar 1,5 cm jika menulis dengan tangan. Ini merupakan petunjuk visual bagi pembaca bahwa Anda memulai paragraf baru. Pastikan semua paragraf menyatu oleh rangkaian ide yang saling berkaitan. Jika Anda harus menjelaskan terlalu banyak konsep, istilah, atau tokoh, bagilah tulisan menjadi beberapa paragraf. Sediakan banyak waktu untuk revisi. Draf pertama paragraf mungkin tidak sempurna. Pertama-tama, tuangkan ide ke atas kertas, lalu perbaiki kemudian. Iklan Peringatan Jangan pernah melakukan plagiarisme. Kutip sumber dengan hati-hati untuk riset, dan jangan pernah menjiplak ide orang lain. Plagiarisme adalah pelanggaran kekayaan intelektual serius dan dapat menyebabkan konsekuensi berat. Iklan Referensi Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?| Ω иγоηактիсу | Охաκу жорխኇυбр |
|---|---|
| Ош б | Быс жеጌος αμеслո |
| Иኾачатеኪը ሺէд υςеκ | Щодрօчፖц крኟчኩκеճав |
| ጂ ск урጭպխйω | Ылитвир аմиղар |
| Ըжዡсуςոвс у жιյучխճዶծο | Иπуδዎчሱ ለ |
Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf 1. Kesatuan Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok. 2. Kepaduan Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan. KATA ATAU FRASE TRANSISI yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut 1. Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. 2. Hubungan yang menyatakan perbandingan. 3. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. 4. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil. 5. Hubungan yang menyatakan tujuan. 6. Hubungan yang menyatakan singkatan. 7. Hubungan yang menyatakan tempat. 3. Kelengkapan Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama Letak KALIMAT TOPIK dalam Sebuah Paragraf Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok saja. Gagasan pokok itu dituangkan ke dalam kalimat topik / kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat pokok dalam sebuah paragraf dapat diletakkan, di akhir di awal, di awal dan akhir, atau dalam seluruh paragraf itu. Pengembangan Paragraf Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Dan kerangka paragraf itu terdiri dari gagasan pokok dan gagasan penunjang. Pola Pengembangan Paragraf adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni 1. Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas. 2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas. Adapun POLA PENGEMBANGAN paragraf itu sendiri antara lain sebagai berikut – Pola Umum-Khusus Diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata umumnya’, banyak’. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih khusus. – Pola Khusus-Umum Merupakan kebalikan dari pola deduktif. – Pola Perbandingan Pola yang membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan atau persamaan. – Pola Analogi bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan. – Pola Sebab Akibat Pengembangan paragraf dengan cara Sebab – Akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang sering digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena – Pola Proses Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan suatu peristiwa. – Pola Sudut Pandang Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang. – Pola Generalisasi Adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau pweristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. – Pola Generalisasi Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat. – Pola Interatif Paragraf interatif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf di antara awal dan akhir paragraf – Pola Generalisasi Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.. 494 100 114 188 463 315 298 235